SMK Negeri Bali Mandara atau biasa disebut dengan nama SKANBARA, adalah sekolah berasrama yang didirikan pada tanggal 2 Desember 2013 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bali No. 2502/03-A/HK/2013. Sekolah binaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali ini mulai beroperasi pada bulan Juli 2015. Melalui SMK Negeri Bali Mandara, Pemprov Bali menyiapkan bantuan pendidikan penuh guna memberikan akses pendidikan kepada putra-putri Bali yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi tidak mampu (miskin). Segala bentuk pembiayaan selama menempuh masa pendidikan ditanggung oleh oleh Pemprov Bali.
SMK Negeri Bali Mandara berdiri di atas lahan milik Pemprov Bali yang terletak di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Luas lahannya mencapai 10 hektar, dengan luas areal 4 hektar untuk SMK Negeri Bali Mandara dan 6 hektar untuk SMA Negeri Bali Mandara. Kedua sekolah tidak dipisahkan pagar pembatas, yang memungkinkan proses pembelajaran bisa berlangsung di mana saja secara kolektif dan kolaboratif.
Proses penerimaan peserta didik baru SMK Negeri Bali Mandara dilaksanakan melalui 3 tahap sebagai berikut.
- Paper Based atau seleksi administrasi yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara online (dalam jaringan internet).
- Home Visit atau kunjungan rumah tiap pelamar untuk memastikan kondisi rumah, keadaan ekonomi, aset, pola hidup, dan daya dukung orang tua serta keluarga. Penilaian terkait hal-hal tersebut dilakukan dengan berpedoman pada instrumen penilaian yang telah ditelaah oleh tim ahli serta akademisi.
- Boot Camp yang dilaksanakan selama 3 hari 2 malam. Pada tahap ini para calon peserta didik akan diundang ke SMK Negeri Bali Mandara dalam rangka adaptasi lingkungan fisik dan sosial-budaya sekolah serta menghadapi berbagai tes tahap akhir, seperti tes kemampuan logika, tes kemampuan bahasa dan Matematika, tes psikologi, tes kesehatan, tes wawancara, Focus Group Discussion, serta unjuk minat dan bakat.
Terdapat empat syarat utama bagi para pelamar dalam PPDB di SMK Negeri Bali Mandara: 1). berdomisili di Bali, dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Keluarga (KK) Bali, 2). berasal dari keluarga tidak mampu (miskin), 3). direkomendasikan oleh Kepala SMP tempat bersekolah, dan 4). tidak menderita buta warna karena SMK Negeri Bali Mandara adalah SMK yang berbasis teknik/teknologi. Setelah melalui berbagai tahapan di atas, akan didapatkan sejumlah calon peserta didik baru. Mereka wajib mengikuti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), ritual The Calling (Time Capsule dan Bonfire), untuk kemudian dikukuhkan secara niskala melalui upacara/ritual Sisya Upanayana serta pengukuhan secara resmi sebagai peserta didik baru melalui seremoni Inaugurasi.
SMK Negeri Bali Mandara membuka tiga Program Kompetensi Keahlian (PKK) yang semuanya berbasis teknik/teknologi, yakni Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), serta Teknik Kendaraan Ringan dan Otomotif (TKRO). Sekolah binaan Pemprov Bali ini menerapkan kurikulum nasional yang diperkaya dengan muatan kurikulum dari Politeknik Negeri Bali (PNB), TOEIC, serta sinkronisasi kurikulum yang disaring dari kebutuhan/tuntutan Dunia Usaha dan Industri (DU-DI). Dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing, sekolah juga melakukan kegiatan pembelajaran bersama praktisi dari DU-DI maupun perguruan tinggi yang sejalan dengan karakteristik program kompetensi keahlian yang dimiliki. Sertifikasi program kompetensi keahlian menjadi pelengkap lainnya, selain beragam relasi kerja sama yang dijalin bersama pihak DU-DI. Dengan demikian, peserta didik mampu tampil maksimal dalam program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan mampu diserap sebagai tenaga kerja terampil siap kerja dengan etos kerja yang baik.
Untuk mengembangkan potensi akademik peserta didik secara maksimal, terdapat beberapa program akademik yang dikembangkan secara regular, yakni Smart Class, Student Morning Speech, Silent Reading, Moving Class, Creative Learning, E-Learning dan E-Assessment, Competition and Training, dan Academic Club atau Kelompok Siswa Penggemar Mata Pelajaran (KSPM). Di samping semua program tersebut, juga terdapat Uji Kompetensi Kejuruan dan pelaksanaan Ujian Nasional.
Selain berfokus pada pengembangan kompetensi akademik peserta didik, sekolah juga melaksanakan kegiatan nonakademik yang meliputi program ekstrakurikuler, Pathway to Leaderpreneurship (PTL) yang terdiri dari Leadership Course dan Entrepreneurship Course, seminar, Leadership Camp (Latihan Dasar Kepemimpinan), serta Entrepreneur Club dan Entrepreneuship Project (UPJ masing-masing program kompetensi keahlian). Sekolah juga menyelenggarakan kegiatan pelayanan masyarakat melalui kegiatan Kindness Campaign dan pengembangan kepribadian serta akhlak mulia melalui berbagai kegiatan kerohanian dan persembahyangan secara mandiri. Selain itu, sekolah turut mengakomodasi peserta didik melalui kegiatan Kesamaptaan yang terangkum dalam program BRIGHT Character Building yang dibina oleh Tim Pembina TNI-AD guna menumbuhkembangkan dan membentuk karakter yang ideal bagi para peserta didik, seperti kedisiplinan, ketahanmalangan, kesehatan fisik dan daya tahan mental, karakter yang tangguh, tanggap, dan terlibat.
Dalam penerapan kehidupan berasrama, SMK Negeri Bali Mandara mengimplementasi sistem kehidupan Grha (dalam Bahasa Sansekerta Grha berarti rumah) dimana para peserta didik terbagi dalam 9 kelompok Grha dengan masing-masing Grha memiliki orang tua asuh yang disebut Pita (laki-laki) dan Mata (perempuan). Pita dan Mata ini merupakan guru dan staf yang diberikan tugas tambahan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam memberikan perhatian secara mendalam terhadap perkembangan para peserta didik. Pita dan Mata sekaligus menjadi pembimbing akademik dan tempat peserta didik mencurahkan permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, Grha ibarat sebuah keluarga kecil sebagai bagian dari keluarga besar SMK Negeri Bali Mandara. Terdapat 9 Grha, yang terinspirasi dari 9 arah mata angin atau “Dewata Nawa Sanga” dalam filosofi Hindu, yakni Airsanya, Daksina, Genya, Madhya, Nairiti, Pascima, Purwa, Uttara, dan Wayabhya.
Memajukan Bali melalui Pendidikan yang Berkeadilan
Para peserta didik SMK Negeri Bali Mandara berasal dari keluarga tidak mampu (miskin), bahkan sebagian besarnya berasal dari kondisi keluarga yang memprihatinkan. Kondisi ekonomi yang terbelakang ternyata berkorelasi dengan kemampuan dan kecerdasan intelegensia mereka yang rendah. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak banyak yang melek kemajuan dan perkembangan terkini dalam kehidupan masyarakat. Menghadapi tantangan ini, berbagai upaya kolektif dan tersistematis dillakukan dan diperbaharui setiap tahunnya guna mengakomodasi layanan pendidikan yang berkualitas bagi para peserta didik hingga mereka mampu menampilkan potensi terbaik dalam diri masing-masing. Beberapa langkah strategis itu antara lain dilakukan dengan menyelenggarakan:
- The Calling, yakni sebuah ritual yang dilakukan pada awal penerimaan peserta didik baru guna menumbuhkembangkan kepercayaan diri dan motivasi dalam diri para peserta didik dan membangkitkan panggilan jiwa mereka untuk berani bermimpi dan mewujudkan mimpi itu guna mengentaskan kemiskinan dan menjadikan kehidupan mereka lebih baik.
- SMART Class, yakni masa pemantapan awal selama satu bulan bagi para peserta didik baru untuk mengenal potensi diri, pengenalan ragam cara dan motivasi belajar, pengenalan ragam mata pelajaran baru sebagai peralihan dari masa pendidikan sebelumnya di SMP, pengenalan sistem pendidikan sekolah, dan pengenalan lebih mendalam terkait Program Kompetensi Keahlian (PKK) yang akan dipilih.
- Program Peminatan untuk memilih Program Kompetensi Keahlian (PKK) yang sesuai dengan minat dan potensi peserta didik baru. Dalam program ini, peserta didik tidak langsung memilih PKK yang diinginkan, melainkan harus melalui beberapa prosedur seperti pengenalan jurusan secara lebih mendalam, Safari Bengkel, sesi wawancara bersama orang tua asuh (Pita-Mata), serta pelaksanaan Tes Peminatan PKK. Semua ini dilakukan agar para peserta didik mendapatkan PKK yang tepat dan ideal sehingga tidak ada lagi kesan “salah pilih jurusan”.
- BRIGHT Character Building, yakni sebuah program kolaborasi antara sekolah dan TNI-AD guna menumbuhkembangkan karakter yang ideal dalam diri peserta didik sehingga mereka siap dan mantap menempuh pendidikan di sekolah berasrama.
- Consciousness based Education melalui kegiatan Transcendental Meditation (TM) dengan tiga tahapannya hingga tahap TM Sidhi dan Yogic Flying guna menanamkan kesadaran dalam benak para peserta didik untuk lebih siap secara jasmani dan rohani menempuh proses pendidikan.
- Sistem Grha dan peran Pita-Mata guna menunjang proses pendampingan dan pembimbingan para peserta didik di sekolah berasrama. Melalui Grha dan peran Pita-Mata (orang tua asuh), para peserta didik baru mendapatkan suntikan moral dan perhatian yang mendalam sehingga memampukan mereka beradaptasi dengan baik dan kian percaya diri serta siap menempuh proses pendidikan.